Allah Swt menciptakan manusia ini untuk waktu
yang sangat singkat, begitu singkatnya kehidupan di dunia ini, Allah Swt
menyebut hari kiamat itu sebagai “Ghot” : “Wan tandzur qoddamat Li Ghot.”
Hendaklah setiap jiwa mempersiapkan untuk esok hari. Ini karena sangat-sangat
dekat. Karena itulah para sa...habat RA mereka selalu menghadirkan akherat dalam
kehidupan mereka.
Kisah Sahabat :
Abdullah Rawahah tatkala menangis dipangkuan
istrinya, maka istrinya ikut menangis. Kemudian ditanya
Abdullah bin Rawahah : “Kenapa engkau menangis
?”
Istrinya menjawab : “Karena engkau menangis
akupun ikut menangis.”
Abdullan bin Rawahah : “Apakah engkau tau apa
yang aku tangisi ?”
Istrinya menjawab : “Tidak tahu, pokoknya kamu
menangis, saya ikut menangis.”
Ini kesetiaan seorang istri sahabat RA,
seorang sahabiyah R.ha, melihat suaminya seduh maka diapun ikut sedih. Inilah
seharusnya hubungan suami-istri, suami sedih maka istri ikut sedih, suami
bahagia maka istri ikut bahagia. Maka beliau ceritakan :
“wa inminkum illa wariduha” : “Tidak ada
seorangpun dari kalian kecuali akan mendatangi Neraka Jahannam”
Disini Allah sudah memberitahukan tetapi tidak
ada janji bagi saya bahwa saya akan selamat.
Allah Swt memberikan Iman dan Agama hanya
kepada orang-orang yang Allah cintai saja :
“Innalloha ya wa’iddunya liman yuhib waliman la yuhib
wala ya’ biddeena illa liman
yuhib”
“Sesungguhnya Allah Swt memberikan dunia
kepada orang yang Allah cintai dan kepada orang yang Allah tidak cintai. Tetapi
Allah hanya memberikan agama kepada orang yang Allah cintai.”
Maka semenjak diutusnya Nabi pertama kali
hingga Rasullullah Saw, orang-orang tertentu saja yang Allah berikan agama
:
1. Nabi Nuh AS berdakwah 950 tahun yang
diberikan agama cuman 80 orang
2. Nabi Ibrahim AS berdoa dan berdakwah siang
malam hanya beberapa orang saja
3. Nabi Musa AS hanya kaum Bani Israil
saja
4. Nabi Isa hanya kaum Hawarits
saja
Hingga Rasullullah Saw diutus. Begitu mahalnya
iman, begitu mahalnya agama, sehingga :
1. Para paman Nabi Saw : Abu Thalib, Abu
Lahab, dan Abu Jahal
2. Para Tetangga Nabi Saw : Umayyah bin
khalaf, Utbah bi rabi’ah,
Ubay bin khalaf
Dan banyak lagi yang lain mati tanpa Iman,
padahal mereka tiap hari bertemu dengan Nabi Saw dan di doakan oleh Nabi Saw.
Akan tetapi itulah keputusan Allah Swt, Allah memberi kepada yang mau dia beri.
Sehingga Bilal RA pernah berkata mahfumnya :
“Beruntunglah bahwa Hidayah itu ada ditangan
Allah, jika ada ditangan manusia maka orang-orang seperti aku ini tidak akan
mendepatkan Hidayah.”
Maka kita yang jauh dari masa rasullullah Saw,
tidak pernah bertemu dengan beliau Saw, tapi diberikan Iman oleh Allah Swt ini
merupakan suatu anugerah yang sangat besar. Bahkan nanti di padang mahsyar ada
pengumuman :
“Sisihkan orang-orang yang akan dimasukkan ke
dalam neraka ?” ditanya, “Dari berapa banyak ?”, jawabannya, “Dari setiap 1000
orang sisihkan 999 orang untuk dimasukkan ke dalam Neraka”
Sahabat RA mendengar hal ini terkejut,
menangis, dan lemas, “Ya Rasullullah bila perbandingan seperti itu siapa yang
bisa selamat ? dari 1000 orang hanya 1 yang masuk surga sedangkan yang 999 orang
lainnya dikirim ke neraka.” Nabi SAW sabdakan mahfum :
“Yang 999 orang itu adalah orang-orang kafir
dan ya’juz ma’juz. Sedangkan yang 1 orang adalah
orang-orang yang beriman : kalian dan orang-orang seperti kalian”
Maka iman ini betul-betul nikmat tertinggi
yang Allah berikan kepada manusia, kepada orang-orang yang Allah pilih, kepada
orang-orang yang Allah kehendaki kebaikannya, maka Allah beri iman. Kita tidak
pernah berkorban, di rahim ibu kita tidak pernah minta untuk diberi Iman, kita
dilahirkan dari orang tua yang muslim, semuanya Allah berikan pada kita
cuma-cuma, gratis. Betapa besarnya Anugerah Iman yang Allah berikan kepada kita
ini.
Iman ini manfaatnya bisa kita rasakan di dunia
dan di akherat, bukan di dunia saja atau di akherat saja. Bukannya di dunia kita
perlu uang, dan di akherat perlu Iman, bukan seperti itu, di dunia dan akherat
kita butuh Iman. Semenjak di dunia ini kita perlu iman, bukan di akherat saja.
Seorang ulama menceritakan kisah malaikat mendapat tugas dan dia curhat ketika
ketemu di langit dengan rekan sejawatnya sesama malaikat :
“Saya barusan dapat tugas aneh.” Katanya.
Malaikat lain bertanya, “Apa itu tugasnya ?” dia bilang, “Saya diminta untuk
mendatangi orang kafir yang sudah mau mati. Dia pingin makan ikan, yang ikan
tersebut tidak ada disekitar rumahnya. Lalu Allah Swt perintahkan saya untuk
menggiring ikan tersebut dari laut, masuk ke sungai dekat rumahnya, sehingga
anggota keluarganya dapat menangkapnya, memasaknya sesuai dengan keinginan orang
kafir tadi, dan memakannya. Setelah dia puas makan ikan tersebut, baru dia
dimatikan Allah Swt.” Ini orang kafir.
Malaikat yang satunya berkata, “Saya juga
barusan dapat tugas tidak kalah anehnya.” Maka malaikat tadi bertanya,
‘Apa itu tugasnya.” Malaikat
tersebut menjawab, “Saya diminta mendatangi orang beriman yang mau mati. Dalam
keadaan haus dia minta air. Ketika air diberikan dan hendak diminumnya, Allah
perintahkan saya untuk menumpahkan air dari tangan orang beriman tersebut
sehingga air tersebut jatuh dan pecah, dan orang beriman tersebut mati dalam
keadaan haus.”
Maka keduanya laporan kepada Allah Swt tentang
peristiwa-peristiwa tadi. Allah Swt katakan :
“Orang mukmin itu dia punya banyak kesalahan
dan banyak dosa. Tapi dengan musibah yang aku berikan, dengan sakit yang aku
berikan, dia hadapi dengan sabar, maka semua dosa-dosanya sudah aku ampuni.
Hanya saja masih ada 1 dosa yang tersisa, maka ketika menjelang dia mati aku
beri dia 1 musibah lagi, lalu dia sabar dan ikhlas, maka dia akan mati bersih
dari dosa.”
Sehingga Sayyidina Aisyah R.ha katakan, bahwa
semenjak aku menyaksikan bagaimana menderitanya Rasullullah Saw ketika akan
wafat, setelah itu aku tidak pernah berprasangka buruk lagi terhadap orang-orang
yang menderita sebelum wafatnya mereka. Ini karena Rasullullah Saw, mahluk yang
paling Allah cintai, ikut merasakan sakitnya juga menjelang wafat.
“Adapun orang kafir itu, ketika dia hidup dia
banyak sekali melakukan kebaikan kepada orang lain. Maka Aku sudah berikan
balasannya semua di dunia. Apa itu balasannya ? anak yang sehat, namanya
terkenal, perdagangannya maju, masalahnya aku selesaikan. Tapi masih ada 1
kebaikan yang belum aku balas, makanya sebelum dia mati, aku berikan balasannya
dengan harapan yang dia inginkan. Sehingga ketika dia mati tidak membawa
kebaikan apapun ke akherat.”
Note dari Penulis :
Oleh sebab itu perlu kita tanamkan di dalam
diri kita rasa takut akan murkanya Allah terhadap kita. Jangan-jangan semua
kebaikan yang Allah berikan kepada kita ini, adalah untuk membalas semua amal
baik yang kita kerjakan dengan dunia dan harapan-harapan kita yang wujudkan oleh
Allah Swt. Agar ketika ke akherat nanti kita tidak mendapatkan balasan apa-apa
dari Allah, selain Neraka. Jadi jangan kita terlena akan kebaikan-kebaikan yang
Allah berikan kepada kita saat ini, rumah yang baik, keluarga yang harmonis,
perdagangan yang maju, justru seharusnya makin menambah rasa cemas dan takut
kita terhadap minimnya amal-amal yang kita kerjakan. Inilah ada sebagian ulama
berdoa, “Ya Allah janganlah engkau berikan balasan dari amal-amal yang aku
kerjakan ini dibalas di dunia, sehingga nanti di akherat akut tidak mendapatkan
balasan apa- apa.” Padahal sebaik-baiknya balasan itu adalah yang Allah berikan
di akherat bukan di dunia.
Nabi Saw sampaikan :
“ Ajaba lil amri mukminin in asobatul sarro
syakarta fahuwa khoirullah, wa in asobahum dhorro shobaru fahuwa khoirullah, wa
laisa dzalika illa lil mukmin”
Artinya :
“Sungguh ajaib urusan orang beriman ini
:
1. jika Allah beri dia kebaikan, maka dia akan
bersyukur, itu baik baginya.
2. Jika Allah beri dia kesusahan, maka dia
akan bersabar, itu juga baik baginya
Dan ini tidak akan terjadi melainkan hanya
kepada orang beriman.”
Note dari penulis :
Bagaimana tidak enak jadi orang beriman
:
1. Jika dia bersyukur, ketika mendapatkan
kebaikan :
Maka Allah akan tambah kebaikan
tersebut.
2. Jika dia bersabar, dalam musibah
:
“Innaloha Maa Sobirin” : Sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar.”
Seorang ulama besar murid dari Sahabat RA
mengalami musibah. Ketika dia berkunjung ke rumah kawannya, anaknya meninggal
terinjak kuda kawannya tadi. Satu musibah masih dirasakan, datang lagi musibah
kedua, beliau diperiksa ternyata kakinya harus di amputasi. Namun karena beliau
ini dari golongan yang Imannya kuat maka tidak ada keluar keluhan ataupun
penyesalan darinya. Bahkan beliau berkata :
“Alhamdullillah, kaki ini sudah dipinjamkan
oleh yang punya selama 30 tahun, baru sekarang diambil lagi oleh yang
punya.”
Sehingga musibahpun tidak berasa seperti
musibah, kalau ada Iman.
Note Penulis :
Bagaimana kalau kejadian itu menimpa kita,
kira-kira apa yang kita lakukan ? Cacian apa yang akan keluar dari kita. ? saya
ada seorang sahabat baru dikasih ujian kesusahan ekonomi, dia langsung berkata,
“Apa salah saya ? kenapa saya diberi kesusahan seperti ini ? ini tidak adil
namanya. Orang yang lemah saja amalnya Allah berikan banyak kebaikan dan
kemudahan. Kenapa saya yang sudah menyempurnakan amal masih diberikan kesusahan
seperti ini.” Malah nyalahin Allah, ngaku iman kuat padahal ini kelemahan
iman.Inilah gunanya memiliki Iman, di duniapun sudah kita rasakan manfaatnya,
hati yang lapang, rasa yang cukup, ketenangan. Sehingga doa Rasullullah Saw
:
“Allahummaghfirlana min khosyatika matahulu
bihi bainana baina ma’asih.
Manto’atika mantubalighuna
bihi jannatak. Waminal yakini maa tuhawinu bihi ainal ma soibath
dunya”
Artinya :
“Ya Allah berikan kepadaku keyakinan, yang
dengan yakin itu aku yang bisa menganggap ringan musibah-musibah di
dunia.”
Sehingga para sahabat dahulu mengatakan
apabila terkena musibah mengucapkan Alhamdullillah 3 kali :
1. Alhamdullillah musibah itu datangnya di
dunia bukan di akherat
2. Alhamdullillah musibah itu terjadi hanya
pada sebagian tubuh bukan pada semuanya
3. Alhamdullillah musibah itu terjadi bukan
pada Agama melainkan kepada keduniaan mereka
Jadi inilah nilai Iman yang musti kita syukuri
dan kita jaga. Sebab menjaga iman itulah yang paling berat, yang dikahawatirkan
oleh para ulama, bahkan para sahabat RA. Sehingga orang seperti Abu Bakar As
Shiddiq, orang yang sudah dijamin surganya oleh Allah Swt, orang yang oleh
Rasullullah digambarkan :
“Andaikan iman seluruh manusia selain anbiya
dikumpulkan di suatu tempat, ditimbang dengan Imannya abu bakar, tentulah
imannya abu bakar lebih berat.”
Itupun beliau, abu bakar RA, sering mengatakan
:
“Andaikan aku ini di takdirkan menjadi rumput
saja, dipotong, dimakan hewan, habis tidak ada hisabnya di akherat.”
“Betapa enaknya jadi burung, tidak ada urusan
apa-apa di akherat.”
Itupun masih seperti itu kekhawatirannya
terhadap imannya dan kondisinya di akherat. Padahal beliau ini sudah dijamin
tempatnya di surga oleh Allah Swt, masih juga takut pada pengadilan Allah Swt.
Abu Ubaidah RA katakan :
“30 orang sahabat yang aku temui semuanya
mengkhawatirkan dirinya termasuk bagian dari orang munafik”
Inilah pentingnya kita menjaga Iman. Bagaimana
menjaganya ? Segala sesuatu ada cara menjaganya, semuanya berbeda-beda cara
menjaganya. Seperti memelihara ikan ini ada di dalam air, atau di kolam. Kita
membeli burung dimasukkan dalam sangkar. Kita membeli bunga kita masukan dalam
pot. Jika kita salah menempatkan maka bukannya pemeliharaan yanga da tapi
kehancuran. Ada tempat pemeliharaan yang berbeda-beda. Beli spring bed bagus
untuk apa ? oh kemarin beli ikan mahal maka harus di beri kenyamanan, biar
tidurnya nyenyak dan tenang di spring bed aja. Yah mati ikannya kalau begitu
pemeliharaannya. Beli bunga mahal-mahal di letakkan dalam Aquarium, ya mati
juga. Jadi Iman ini ada tempat pemeliharaannya, agar bisa awet sampai kita mati
dan berjumpa Allah ta’ala.
Sebab saat yang paling penting dalam kehidupan kita ini adalah menjelang ajal,
inilah saat-saat yang paling menentukan dan paling mengkhawatirkan. Apakah kita
mau mati dalam keadaan beriman atau tidak.
Cara menjaga Iman ini adalah dengan
menempatkannya dalam suasana Iman. Dalam suasana iman inilah iman kita akan
terjaga, baik di mesjid, di rumah, di kantor, ataupun di pasar. Dimanapun selama
ada suasana iman, maka iman kita akan terjaga. Lain kalo tidak ada suasana Iman,
jangankan di pasar, di mesjidpun iman kita bisa rusak. Seorang masuk mesjid
mestinya nambah pahala, akan tetapi karena tidak ada suasana iman, tidak ada
persiapan iman, tidak ada usaha atas iman, maka ketika masuk mesjid bawaannya
pingin maksiat saja. Maka ketika keluar dari mesjid bukan bertambah imannya
malah bertambah dosanya. Masuk mesjid lihat jam bagus langsung diambil, dicuri,
keluar membawa dosa. Ada amplifier bagus, dilihat tidak ada orang, diambil,
dicuri, dibawa pergi, ini bukan menambah iman tapi merusak iman. Masuk ketempat
yang seharusnya bisa menambah iman tetapi hasilnya malah sebaliknya yaitu
mengurangi iman, ini kenapa ? ini karena tidak ada suasana iman di dalam mesjid
atau di tempat yang kita datangi.
Sedangkan dijaman Rasullullah Saw, karena
adanya suasana iman, jangankan di mesjid, dari rumah, di pasar, hingga dipadang
pasirpun iman terjaga. Ini karena ada suasana Iman. Ibnu Umar RA, beliau sedang
berjalan-jalan, kehausan ketemu dengan seorang pengembala kambing. Beliau bilang
kepada si anak pengambala kambing tadi, boleh tidak meminta susu kambingnya.
Dulu itu daripada mengambil air, mengambil susu domba ini lebih murah dan lebih
mudah. Si anak pengembala memberikan susu kambing kepada ibnu umar
RA.
Ibnu Umar : “kamu tidak mau minum susu ini
?”
si pengembala : “tidak, saya sedang
puasa.”
Ibnu Umar : “Panas-panas seperti ini kamu
berpuasa.”
Si pengembala : “Iya, panas-panas puasa agar
tidak kepanasan di padang mahsyar.”
Mendengar jawaban seperti ini terkejut ibnu
umar RA. Ini anak bener-bener Imannya kuat atau hanya sekedar jos-josan dimulut
saja. Maka ibnu umar RA berniat mentest anak ini.
Ibnu Umar RA : “Saya ini lapar, bagaimana
kalau kamu menjual satu kambing ini untuk saya makan ?”
Si Pengembala : “Oh jangan, kambing ini bukan
milik saya tidak boleh dijual, saya hanya budak yang mengembalakan kambing ini
saja. Kambing ini milik majikan saya. Kalau ketahuan bisa marah majikan
saya”
Ibnu Umar RA katakan : “Oh tidak akan ketahuan
oleh majikan kamu, kambing sebanyak ini, kalaupun ketahuan bilang saja diterkam
serigala. Kan dia tidak tahu”
Maka apa yang keluar dari lisan si pengembala
kambing ini :
“Fa ainallah…… Fa ainallah…….Fa Ainallah” :
“Dimana Allah….Dimana Allah…. Dimana Allah”
Maka Ibnu Umar terkejut mendengar jawaban ini,
seorang pengembala kambing di tengah padang pasir bisa menyebut ini “Fa
ainallah”. Termenung ibnu umar mengulang-ulang kata-kata si pengembala kambing
tadi dalam perjalanan pulang. Singkat cerita si pengembala kambing ini dibeli
dari majikannya beserta kambing-kambingnya oleh ibnu umar. Budak Pengembala
Kambing tadi dibebaskan, lalu kambingnya dihadiahkan kepada si pengembala
kambing tadi. Itulah Hakikat Iman jika sudah dimiliki.
Iman itu bertingkat-tingkat :
1. Ada Iman yang kuatnya untuk
Ibadah
2. Ada Iman yang lemah di Muamalah : Tidak
bisa jujur, Tidak berlaku adil
Kuat dia ibadah, tapi banyak yang gagal di
muamalah, belum bisa betulbetul lurus Imannya. Sholatnya bisa lurus, bisa kuat,
tetapi ketika bermuamalah belum tentu dia bisa jujur. Jadi sipengembala tadi
mendapat ujian keimanan dalam hal muamalah. Imannya mampu menahan diri dari
larangan-larangan Allah.
Ada kisah di sebuah negara :
Seorang pejabat didatangi beberapa orang
bersenjata lengkap, sambil membawa surat negara untuk di tanda tangani. Si orang
yang bersenjata lengkap ini meminta surat-surat tersebut di tanda tangani oleh
si pejabat kalau tidak maka pistol dia akan berbicara. Karena ini surat untuk
mencairkan uang negara, maka jika di tanda tangani maka pejabat akan mendapat
bagian dari uang tersebut dari orang yang bersenjata tadi. Namun karena si
pejabat ini Imannya kuat dia bertanya :
“Saya ingin bertanya kalau boleh tahu. Jika
saya tanda tangani ini lalu saya di tembak mati kira-kira kemana perginya
saya.”
Si orang bersenjata tadi bilang, “Ya Ke
Neraka”
Si pejabat bertanya lagi : “Kalau saya tidak
tanda tangani ini surat lalu saya ditembak mati, kira-kira kemana saya perginya
?”
Si orang bersenjata tadi bilang, “Ya ke
Surga”
Si pejabata bilang, “Ya sudah kalau begitu
kamu tembak saya saja, karena saya bisa ke surga karenanya.”
Si orang bersenjata tadi terkejut mendengar
jawaban si pejabat tadi yang akhirnya batal semuanya.
Ini karena Iman ada dalam hati, sehingga
ketika dalam keadaan terjepitpun Iman yang bicara. Inilah yang kita cari Hakikat
Iman. Membentenginya dari larangan-larangan Allah. Jangankan dosa-dosa besar,
dosa-dosa kecil saja sudah bisa tidak membuatnya tidur.Ibrahim bin Adham Rah.A
dalam sebuah perjalanan ke Baitullah beliau membeli kurma. Maka ketika setelah
dimasukkan kedalam kantong, beliau melihat beberapa butir kurma jatuh dari
tangan si penjual kurma. Otomatis karena sudah jatuh ditanah daripada mubazir
akhirnya beliau ambil, dibawa pulang, dan dimakannya. Di Baitul Maqdis pada jam
tertentu oleh petugas mesjid mengusir para jemaah karena hendak ditutup, para
petugas katakan kini sudah waktunya malaikat yang itikaf. Namun atas izin Allah
ketika semua orang terusir keluar, hanya Ibrahim bin Adham yang terlewatkan
sehingga bisa melanjutkan itikafnya. Malam itu masuklah rombongan malaikat masuk
ke dalam mesjid. Atas izin Allah ketika para malaikat sedang bercakap-cakap,
Ibrahim bin Adham diberikan oleh Allah kemampuan untuk mendengarkannya
:
Malaikat A : “Oh itu yang namanya Ibrahim bin
Adham yang terkenal itu di langit, yang doanya sangat ijabah di sisi
Allah.”
Malaikat B : “Oh itu dulu ijabahnya dulu,
sekarang tidak makbul lagi.”
Malaikat A : “Oh kenapa bisa begitu ? apa
sebabnya ?”
Malaikat B : “Itu karena ketika dia pergi haji
waktu itu dia memakan kurma yang jatuh yang bukan miliknya, dibawa pulang lalu
dimakan. Oleh sebab itu doanya tidak makbul lagi.”
Mendengar percakapan Malaikat ini, Ibrahim bin
Adham terkejut, sedih, dan tersadar, langsung bersiap-siap untuk melakukan
perjalanan pergi menuju ke Mekkah tempat dia memungut Kurma tersebut. Ini
perjalanan dari Baitul Maqdis, palestina, ke Madinah Munawaroh, ini bukan
perjalanan yang pendek atau dekat. Belum ada mobil ataupun pesawat pada waktu
itu. Beliau menempuh perjalanan yang mujahaddah, begitu jauh, hanya demi sebutir
kurma. Maka beliau cari, di ingat-ingat, dicari lagi di madinah sampai akhir
ketemu tokonya, hanya saja penjualnya sudah lain. Usut punya usut ternyata yang
dulu jual ke dia ini adalah bapaknya. Maka Ibrahim bin Adham mengetahui dari
anak yang pemilik toko yang sekarang bahwa bapaknya pemilik toko yang terdahulu
sudah meninggal dunia. Si anak bertanya kenapa Ibrahim bin Adham ini mencari
ayahnya, maka diceritakanlah semua bahwa kedatangannya untuk minta dihalalkan
Kurma yang waktu itu dia makan. Maka kata yang menjaga toko, kalau yang dari
bagian saya sudah saya halalkan tapikan ayah saya juga punya ibu dan anak-anak
yang lain, yaitu saudara dan saudari saya. Kata si anak pemilik tokok saya tidak
bisa mewakili mereka. Singkat cerita maka Ibrahim bin Adham mencari keberadaan
mereka, ditanya satu-satu alamatnya. Kalau sekarang mencari orang itu mudah bisa
lewat telepon, buku kuning, internet. Dijaman itu sangat susah sekali mencari
orang-orang, itupun kalau belum pindah-pindah, dan beberapa orang lagi yang
dicari. Mujahaddah untuk mencari kehalalan dari sebutir Kurma. Setelah ketemu
satu per satu orang-orangnya, minta dihalalkan sebutir kurma tadi, maka Ibrahim
bin Adham ini balik kembali ke Baitul Maqdis untuk Itikaf. Sampai disana beliau
mendengar kembali percakapan Malaikat tersebut :
Malaikat A : “Oh itu yang namanya Ibrahim bin
Adham, yang doanya tertolak di sisi Allah.”
Malaikat B : “Oh itu dulu tertolaknya dulu,
sekarang sudah makbul lagi setelah dia minta di halalkan dari sebutir kurma yang
dia makan itu.”
Maka bila doa kita belum makbul, sholat kita
belum khusyu, dzikir masih berat, maka kita harus lihat kelurusan kita dalam
bermuamalah. Modal dari semua ini adalah Iman. Jadikan keluar dijalan Allah ini
sebagai jalan untuk memasukkan sifat-sifat sahabat dan sahabiah kedalam diri
kita.
Note Penulis :
Asbab kecintaan wanita kepada agama di jaman
Rasullullah Saw, maka doa mereka ini ijabah disisi Allah.
Ada seorang wanita datang berhijrah ke Madinah
dengan seorang anaknya. Anaknya telah diletakkan di suffah, dan ibunya berada di
rumah seorang sahabiyah. Maka pada suatu hari anaknya telah meninggal dunia.
Para sahabat telah mengurus jenazahnya, dan pergi kepada Rasulullah SAW untuk
meminta beliau untuk mensholati jenazah tersebut. Rasulullah SAW bertanya,
“Apakah kalian telah memberitahu ibunya?” Kata para sahabat, “Tidak, ya
Rasulullah.” Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk memberitahu ibunya. Lalu
ibu anak itu kemudian datang, dan duduk di samping jenazah anaknya seraya
berdoa, “Ya Allah, aku telah datang karena cintaku kepadaMu dan cintaku kepada
RasulMu. Aku telah meninggalkan berhala, karena aku tidak memerlukan mereka.
Maka janganlah Engkau malukan aku terhadap musuh-musuhku, karena nanti mereka
menganggap kematian anakku adalah karena kemarahan berhala-berhala akibat aku
pindah kepada agamaMu.” Belum sempat selesai doa sang Ibu, Allah SWT telah
mengembalikan ruh anaknya, sehingga hidup kembali. Dan dia terus hidup hingga
wafatnya Rasulullah SAW, wafatnya Umar RA, dan hingga wafat ibunya
sendiri.
Berikut adalah target dari Wanita/Masturot
untuk dapat menjadi :
1. Dai’yah : Mudah dalam mengajak dan mempengaruhi, pantang putus asa, dan
Mahabbah
2. Abidah : Ahlinya menghidupkan amalan nurani
di rumah dengan dzikir ibadah & Adab Sunnah
3. Alimah : Mempelajari Fiqih-Figih kewanitaan
sebagai Modal Hidup dan Dakwah
4. Murobiyah : Mendidik anak sesuai tuntunan
Nabi SAW
5. Khadimah : Berkhidmat pada suami agar mau
berangkat di Jalan Allah
Menjadi Dai’yah
Allah Swt telah memberikan kelebihan kepada
wanita ini sebagai modal dalam dakwah :
1. Kelembutannya : Mahabbahnya terhadap orang
ini melebihi laki-laki pada umumnya
2. Mudah Terpengaruh : Tidak sulit untuk
diyakini dan diajak
3. Mudah Mempengaruhi : Orang mudah tertarik
dengan pembicaraannya
4. Sunguh-sunguh dalam mendapatkan apa yang ia
ingini : tidak berputus asa.
Ini adalah modal yang paling diperlukan dalam
Dakwah. Inilah sifat-sifat yang telah Allah tanamkan dalam diri wanita, yang
jika digunakan untuk dakwah dapat membawa perubahan yang besar pada orang-orang
disekelilingnya. Dalam sejarah Nabi SAW, dikatakan bahwa bibi daripada Nabi SAW
ini masuk islam semua, sedangkan paman-paman Nabi inilah yang sebagian menerima,
dan sebagian menentang. Pada waktu orang-orang murtad kebanyakan yang murtad
adalah kebanyakan dari yang laki-laki, justru dari kalangan wanita bahkan bisa
dibilang hampir tidak ada.
Note dari penulis :
Seorang sahabiyah, Khanza R.ha, dari ke empat
anaknya, bapaknya, pamanya, telah pergi di jalan Allah SWT. Maka apabila
semuanya kembali dari medan pertempuran, telah diberitahu kepadanya bahwa
anak-anaknya telah gugur syahid di jalan Allah. Tetapi dia malah bertanya
keadaan Rasullullah SAW. Diberitahu lagi bahwa bapaknya juga telah syahid, dan
dia tetap bertanya, “Bagaimana dengan keadaan Rasulullah ?”. Lalu diberitahu
lagi pamannya telah syahid, dia tetap bertanya keadaan Rasulullah SAW. Begitu
melihat Rasullah SAW dia berkata, “Demi bapak dan ibuku, setiap aku melihat
Rasulullah SAW, maka semua kesusahan dan kesedihan menjadi hilang.”Ini adalah
contoh semangat dan kecintaan para wanita terhadap agama.
Bila ini tidak dimanfaatkan untuk agama, maka
bisa dipastikan keutamaan ini akan tergunakan untuk kepentingan Dunia. Namun
kalau digunakan untuk agama, dapat menjadi asbab hidayah bercucuran. Bagaimana
di jaman Rasullullah Saw, asbab pengorbanan dan dakwahnya para sahabiyah R.ha,
dalam waktu singkat islam tersebar dimana-mana. Jadi nanti ketika kita pulang
kerumah jangan sia-siakan waktu untuk tidak menyampaikan agama kepada keluarga,
kerabat, dan sesama wanita lainnya. Kita tidka tahu siapa yang Allah Swt akan
pilih, mungkin saja orang yang menurut pandangan kita lemah dan hina, ternyata
orang mulia disisi Allah, orang yang bisa menjadi asbab hidayah bagi
ummat.
Kisah :
Dijaman Bani Israil ada seorang pelacur sangat
terkenal kecantikannya dan sangat mahal. Ada seorang pemuda yang sangat ingin
menggauli pelacur tersebut. Maka si pemuda ini bekerja mengumpulkan uang,
bertahun-tahun, agar bisa menggauli si pelacur tersebut. Setelah uangnya
terkumpul, pergilah dia ke tempat si pelacur tadi memberikan uang. Sampai dalam
kamarnya si pelacur, si pemuda tersebut langsung tersadar, menangis :
Si pelacur bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba
menangis ?”
Si Pemuda, “Saya Takut kepada Allah, sudah
ambil uangnya, kita tidak jadi. Ini bukan karena kamu, ini karena Allah, saya
takut pada Allah. Ambil saja uangnya, saya mau pergi.”
Melihat kejadian ini si pelacur juga terkejut,
baru kali ini ada kejadian seperti ini.Maka si pelacur memberanikan diri
menanyakan nama pemuda tersebut, tapi si pemuda tidak mau memberi tahu dan
bergegas pergi. Si pelacur tetap gigih menanyakannya, ditarik pemuda itu dari
belakang. Akhirnya dia menyakan darimana asal pemuda tadi, tinggal dimana dia.
Si pemuda tadi akhrinya memberitahu dimana dia tinggal. Keluar dari kamar
pelacur tadi, si pemuda lari nangis terisak-isak, takut pada Allah
Swt.
Asbab kejadian ini si pelacur tadi tergugah
hingga ia bertobat. Maka si pelacur tadi pergi mencari si pemuda tersebut untuk
mendapatkan bimbingan. Setelah melakukan perjalanan yang panjang ke desa pemuda
tadi, dia mulai bertanya-tanya kepada orang kampung tentang ciri-ciri pemuda
tadi. Usut punya usut ternyata si pemuda tadi sudah meninggal, namun mempunya
seorang adik yang sholeh. Pergilah si pelacur tadi menemui adiknya untuk
mengetahui asbab meninggalnya si pemuda tadi. Setelah bertemu singkat cerita si
pelacur tadi menceritakan kisah dia bertobat asbab pemuda tersebut kepada adik
pemuda tersebut. Karena keinginannya yang begitu kuat untuk mendapatkan
bimbingan dari seorang suami yang sholeh akhirnya si adik pemuda tadi menikahi
mantan pelacur tersebut. Asbab tobat yang sungguh-sungguh dari seorang pelacur
ini dari pernikahan mereka di anugerahkan keturunan 6 orang Nabi dari kalangan
Bani Israil. Dari rahim mantan seorang pelacur lahir 6 orang Nabi Bani Israil,
asbab tobatnya yang sungguh-sungguh.
Dari kisah ini, kita jangan mudah merendahkan
atau meremehkan siapapun orang yang berhajat sama hidayah, apapun kondisinya
dia.
Note Penulis :
Agama ini bukan saja tanggung jawab kaum
lelaki, tetapi juga para kaum wanita. Dan pahala-pahalanya bukan saja diberikan
kepada kaum lelaki, tetapi juga kaum wanita. Kaum wanita juga mempunyai
tanggungjawab, merujuk kepada ayat Al-Qur’an. Dan juga sahabiyah-sahabiyah, isteri para sahabat juga berperan
dalam agama.
Khadijah RA, adalah contoh, teladan untuk kita
ikuti, perhatikan, dan mengerti bagaimana peranan wanita. Saat Rasulullah SAW
menerima wahyu pertama dari Allah SWT, dengan segera Rasulullah berjumpa dengan
Khadijah. Dan saat itu Rasulullah SAW dalam keadaan ketakutan, ketidaknyamanan,
karena ini adalah saat pertama Beliau berjumpa dengan Jibrail AS. Ini pertama
kali Beliau melihat Jibrail dalam bentuk sebenarnya. Jadi Beliau sangat takut.
Jadi saat Beliau menggigil, ketakutan, Khadijahlah orang pertama yang
menenangkan Beliau, Khadijah lah orang yang meneduhkan Nabi SAW dan yang
menghilangkan ketakutan nabi SAW. Jadi kita lihat saat pertama, wanita sudah
memainkan peranan. Begitu Khadijah mendengar cerita Rasulullah SAW, saat itu
juga ia terus menolong Rasulullah SAW, langsung mengadakan dakwah. Dia bukan
perempuan yang hanya tinggal di rumah, tidur, rehat. Tapi dia langsung berfikir
bagaimana menolong suaminya.
Sekarang kita lihat orang pertama yang mati
untuk Islam. Kita tahu, para sahabat mereka mengalami penyiksaan yang begitu
berat, kehilangan tangan, kaki, dan semua penderitaan yang maha hebat lainnya.
Tapi orang pertama yang Allah tentukan untuk mati di Jalan Allah adalah wanita,
yaitu Sumayyah R.ha. Ini adalah suatu hal yang mesti diterima kaum lelaki. Allah
mentakdirkan orang yang pertama syahid adalah wanita. Dia dibunuh karena kalimah
“Laa Ilahaa Ilallah Muhammadur Rasulullah”. Padahal kalau dia terima saja,
murtad, maka dia akan dibebaskan dan akan mendapat keduniaan yang baik. Tapi dia
tetap teguh kepada keyakinannya.
Jadi kita mesti pahami, bahwa Allah sengaja
mengatur semua ini untuk menjadi suatu teladan, suatu pesan, yang patut diambil
di dalam sejarah Islam, bahwa wanita mempunyai peranan penting, bukan saja
menerima agama Islam, tapi mati dalam mempertahankan agama Islam. Jadi kita
dapat lihat bahwa orang pertama yang masuk Islam adalah perempuan, Khadijah
R.ha. Orang pertama yang mati syahid juga perempuan, Sumayyah R.ha.
Mereka mengajar masyarakat, mengajar
anak-anaknya, mengajar tetangganya. Mereka mengajarkan tentang Islam kepada
orang-orang. Mereka bukan hanya masak, basuh pakaian, tetapi mereka juga
mendidik generasi berikutnya, mengajarkan agama. Dulu tidak ada sekolah Islam,
merekalah sekolah Islam. Rasulullah SAW pernah membawa ‘Aisyah R.ha untuk berjihad. Mereka pergi
bukan untuk urusan bisnis, mereka bukan pergi untuk kepentingan lainnya,
bersenang-senang, makan angin, jalan-jalan, mengunjungi orang-orang, tetapi
mereka pergi untuk berjihad, mereka pergi untuk menyebarkan Islam.
Dalam peperanganpun mereka ikut mengambil
bagian. Mereka menolong para sahabat membawa senjata, mereka memainkan peranan
aktif dalam usaha menyebarkan dan mempertahankan agama Islam. Jadi ini adalah
satu hakekat yang tidak boleh diingkari bahwa wanita memainkan peranan aktif,
bersama dalam menyebarkan agama, dalam berdakwah sama-sama dengan
lelaki.
Kita sekarang Lihat Ummu Salamah, dia dibawa
Nabi saat perjanjian Hudaibiyah dibuat. Banyak sahabat yang tidak merasa puas,
kecewa, dengan perjanjian yang mereka rasa berat sebelah dan merugikan umat
Islam. Tapi Rasulullah SAW tetap melaksanakan perjanjian itu. Maka melihat
keadaan para sahabat, Rasulullah SAW merasa bersusah hati. Beliau pergi menemui
Ummu Salamah RA, dan memberitahu tentang sikap para sahabat, yang tidak mau
mencukur rambut dan kembali ke Medinah. Maka Jawab Ummu Salamah, ”Mudah saja ya
Rasulullah. Anda cukur saja rambut anda sekarang, Insya Allah mereka akan
mengikuti.” Jadi saat para sahabat ketika melihat Rasulullah SAW telah mencukur
rambutnya, merekapun merasa terpukul, mereka merasa telah tidak mengikuti
perintah Rasulullah SAW. Maka saat itu juga semua sahabat mengikuti apa yang
diperbuat Rasulullah SAW. Disinilah Allah telah mengurniakan kelebihan terhadap
kaum wanita, yaitu ketajaman firasatnya. Dan inilah bukti sumbangan kaum wanita
dalam dakwah.
Saat masa Umar RA, perempuan menyumbang
peranan besar dalam segala aspek, baik politik, ekonomi dan sebagainya. Saat itu
kekayaan Islam sedang berlimpah ruah, menyebabkan terjadinya inflasi. Maka Umar
RA memutuskan untuk menentukan batas mahar. Maka dalam musyawarah syuro
(perwakilan rakyat) yang terdiri dari wakil-wakil baik lelaki maupun perempuan,
Umar RA memberitahu cadangannya. Maka bangkitlah seorang perempuan dan
berkata,”Siapakah dia, Umar, yang mau merubah apa yang telah ditetapkan Allah
dan Rasul-Nya?” Itulah peranan wanita. Wanita di ikut sertakan dalam perwakilan
rakyat, tapi menurut cara Islam. Bukan seperti yang terjadi sekarang, dimana
bercampur baur antara lelaki dan perempuan. Tapi dengan cara islam yaitu wanita
terpisah tempatnya dari lelaki di sebelah belakang. Jadi kita boleh melihat
dalam segala bidang wanita memegang peranan yang penting. Mereka langsung
mengetahui apa yang mesti dimainkan saat menerima Islam. Mereka segera tahu apa
kewajibannya dalam Islam.
Menjadi Abidah
Wanita yang Ahli ibadah, minimal sholat di
awal waktu. Bagi wanita ini untuk mencari pahala besar ini mudah sekali. Bagi
kaum laki-laki ini mereka harus sholat diawal waktu di mesjid, berjalan,
terkadang mereka kehujanan, kena macet, kepanasan, kadang tertinggal sholat
berjamaah, dan lain-lain. Namun bagi wanita ini sudah dimudahkan oleh Allah Swt.
Nabi Saw sampaikan :
“Sholat seorang wanita di rumahnya lebih utama
dibanding sholat di mesjid Nabawi. Dan sholatnya didalam kamarnya lebih utama
dibanding ditengah rumahnya. Dan sholatnya di dalam bilik yang disekat di
pojokan kamarnya lebih utama lagi dibanding sholat ditengah kamarnya”
Betapa sangat mudahnya, dan Allah berikan
kemudahan bagi wanita. Menjaga amalan dzikir ibadah di rumahnya :
1. Sholat di awal waktu
2. Sholat-sholat sunnah : Tahajjud, Hajat,
Tasbih.
3. Bacaan Qurannya : 2 juz minimal tiap
hari
4. Dzikir pagi petang
5. Menghidupkan adab-adab & lingkungan
yang sunnah di rumah
Rumah yang hidup amalan nuraniat, dzikir
ibadah, ini bagi malaikat seperti memandang bintang di langit, terang benderang,
walaupun pencahayaan rumah hanya dengan sebuah lilin. Berbeda dengan rumah yang
pencahayaannya menggunakan banyak lampu yang terang benderang, tetapi tidak
hidup amalan dzikir ibadah, maka rumah ini seperti hutan belantara, gelap
gulita.
Note Penulis :
Nabi Saw sabdakan : “Janganlah kalian
menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan”
Ini karena dirumah kita tidak hidup amalan
sehingga kehidupan di rumah kita seperti suasana kuburan anger dan sangat tidak
nyaman. Rumah yang tidak hidup amalan maka akan dihuni para setan dan jin. Namun
rumah yang hidup amalan akan didatangi para malaikat. Rumah yang tidak hidup
amalan ini, akan hidup suasana maksiat, suasana setan/jin, suasana angker,
sehingga setiap kita masuk ke rumah ini panas dan tidak betah. Baru masuk rumah
sudah ketakutan istri marah-marah, anak durhaka, seperti dalam neraka saja.
Namun rumah yang hidup amalan agama di rumahnya maka ini akan menghancurkan
suasana angker di rumah, suasana setan/jin akan kabur, suasana panas atau
disharmoni akan hilang.
Rasulllah Saw sampaikan :
1. Apabila ada orang yang memasuki rumahnya
tanpa salam, maka setan akan berkata kepada teman-temannya, “Cepat kemari…cepat
kemari, ini ada penginapan gratis.”
2. Apabila ada orang yang sedang makan tidak
membaca doa, maka setan akan memanggil teman-temannya, “Cepat kemari…cepat
kemari, ini ada makanan dan hidangan gratis.”
3. Apabila ada orang yang akan
berjima’ tidak memakai doa,
maka setan-setan ini akan ikut menggaulinya. Bagaimana mau mempunyai keturunan
yang sholeh kalau seperti ini.
Bisa kita bayangkan andaikan kita diberi rumah
mewah dan makan lezat, tapi di titipkan orang gila dirumah kita, pasti hidup
kita tidak akan tenang. Sedangkan jika kita masuk rumah, makan, atau berhubungan
suami-istri, tidak baca doa dan ikut adab-adabnya, maka ini bukan saja kita akan
ditemani orang gila, tapi setan jadi teman hidup kita. Na’udzubillah Min Dzalik.
Note dari penulis :
Maka untuk menghindari ini, penting bagi
wanita di rumah membentengi diri dengan amalan :
1. Doa-doa masnunah dari masuk rumah, wc,
berjimak, dan lain-lain
2. Hidupkan dzikir ketika memasak, menyapu,
mencuci baju, dan amalan khidmat lainnya
3. Hidupkan taklim rumah secara
istiqomah
4. Ajarkan anak-anak kita cara hidup Nabi
SAW
5. Jaga amalan-amalan dzikir ibadah
Bacaan Adzkar dari Nabi Saw perlu di hidupkan
di rumah, bacaan Quranminimal 2 juz tiap hari, dana amalan sebelum tidur seperti
:
1. Surat Al Waqiah
2. Surat Al Mulk
3. Surat As Sajadah
4. Al Hadid
5. Ar Rahman
“Barangsiapa yang tiap malam membaca surat Ar
Rahman, Al Waqi’ah, dan Al
Hadid, maka Allah akan golongkan dia sebagai Ahli Surga Firdaus.”
(Hadits)
Dengan amalan yang sangat mudah, sangat
singkat, dan ringan, betapa ruginya kalau itu kita tinggalkan.
Menjadi Alimah
Mengetahui hukum-hukum agama, dimulai dengan
taklim rumah yang dilakukan dengan adab, tawajjuh, dan istiqomah. Ini memang
penuh mujahaddah untuk istiqomah dalam membuat taklim rumah. Jika kita buat
dengan adab dan penuh tawajjuh secara istiqomah maka akan terjadi peningkatan
rohaniat dalam hati kita. Ini karena nur kalamullah dan nur sabda rasullullah
Saw ini masuk kedalam hati kita setiap hari. Namun jika hanya sebagai rutinitas,
maka rohani kita tidak akan meningkat, jadi harus dengan tawajjuh dan penuh
adab. Jika taklim ini dapat dilaksanakan dengan penih tawajjuh dan istiqomah,
maka nanti akan Allah lahirkan alim-alimah, hafidz-hafidzoh, da’i-da’iyah, dari rumah-rumah orang islam yang
hidup taklimnya.
Kargozari :
Ada satu orang tinggal di australia, sebagai
supir taksi. Dia punya anak :
1. Anaknya yang pertama umur 16 tahun sudah
selesai hafalan quran
2. Anaknya yang kedua berumur 13 tahun sudah
selesai juga hafalan Qur’annya
3. Anaknya yang ketiga umur 11 tahun tinggal 3
juz lagi jadi hafidz seperti kakak-kakaknya
4. Anaknya yang ke empat umur 7 tahun sudah
hafal 5-6 juz
5. Paling kecil bungsu belum bisa
bicara
Lalu saya bertanya karena heran:
ini hafalan Qurannya dimana ? jawabnya di
australia
apa ada pesantrennya atau tahfidznya disana ?
jawabnya tidak ada
kalau gitu belajarnya dimana ? jawabnya
dirumah
sama siapa ? jawabnya sama istri
apakah istrinya hafidzoh ? jawabnya
tidak
Setornya ke siapa ? jawabnya anak-anak setor
ke ibunya
lho kok bisa ? ini lebih aneh lagi, di negeri
orang kafir mayoritasnya, tidak ada pesantren atau tahfidznya, dia dan istrinya
bukan hafidz / hafidzoh tapi bisa menghasilkan anak-anak yang hafidz dan
hafidzoh. Bapaknya supir taksi dan ibunya bukan hafidzoh bisa melakukan ini
setiap anak menyetor bacaan quran kepada ibunya. Kenapa bisa ? ini karena ada
kemauan dan ada taklim tadi, sehingga terbayang fadhilah-fadhilah jika mempunyai
anak-anak yang hafidz al quran.
Kisah :
Seorang Raja anaknya sudah bisa hafal Al
Quran, maka si raja ini langsung melapor kepada bapaknya dengan penuh
kegembiraan. “Alhamdullillah… Aldamdullillah…. ayah, cucu anda sudah selesai
hafalan Qur’annya.” Maka
Ayahanda Raja berkata, “Iya tapi itukan yang hafal Al Quran anak kamu bukan anak
saya. Jadi kalau anak kamu yang hafal quran, maka yang akan dapat Mahkota itu
kamu bukan saya. Kalau saya tidak dapat apa-apa.” Maka dengan sindiran kata-kata
singkat ini, akhirnya si sang raja juga ikut menghafal Quran. Karena keseriusan
sang Raja menghafal Quran, maka Rajanya juga menjadi Hafidz Quran.
Jika kita serius, sungguh-sungguh, maka jika
diusahakan betul-betul tidak akan ada yang mustahil. Di India sana tidak sedikit
orang umum tapi hafidz Al Quran, bukan dari kalangan pesantren, tapi dari
universitas, dari militer, dari kedokteran, dari berbagai profesi.
Maka sebagai Abidah perlu kita jaga
amalan-amalan :
1. Sholat-sholat sunnat kita dari : Awwabin,
Tahajud, Witir, Tobat, Dhuha, dan yang lainnya
2. Taklim kita jaga waktu-waktunya secara adab
dan istiqomah, sehingga suasana agama akan nampak
Note Penulis :
Ada seorang Isteri sahabat RA yang suatu hari
telah meminta cerai dari suaminya. Padahal selama ini mereka adalah keluarga
bahagia. Tapi secara tiba-tiba si isteri telah meminta cerai. Suaminya menjadi
terperanjat. Kata suaminya, “Baiklah mari kita pergi jumpa dengan Rasulullah SAW
agar beliau dapat memberi keputusan di antara kita.” Lalu mereka keluar di waktu
malam untuk berjumpa Rasulullah SAW. Karena malam, suaminya telah terjatuh ke
dalam lubang dan kakinya terkilir. Maka isterinya membawanya kembali ke rumah.
Ketika itu isterinya berkata bahwa perceraian tidak usah dilakukan. Suaminya
lebih terperanjat lagi dan menanyakan alasannya kepada istrinya. Kata si isteri,
“Semenjak kita kawin, abang tidak pernah sakit, saya tidak pernah sakit, dan
anak-anak tak pernah sakit. Maka rumah yang tidak pernah datang sakit adalah
rumah yang terjauh dari rahmat Allah SWT.”
Seorang sahabat kembali ke rumah. Di dapatinya
tempat masak roti menyala. Padahal dia tahu bahwa di rumahnya tak ada apa-apa
termasuk makanan untuk dimasak atau dimakan. Maka ia bertanya kepada
isterinya,”Apa yang kamu masak?” Si isteri menjawab, “Saya hanya sekedar
menyalakan api. Sehingga nanti kalau ada tetangga yang datang berkunjung, mereka
akan mengetahui bahwa di rumah kita ada makanan. Dan saya tidak ingin mereka
mengetahui keadaan kita yang sebenarnya.” Lalu suaminya mematikan api itu.
Ketika dia buka tungkunya dia terperanjat, karena di dapatinya dalam tempat
masak itu ada tersedia banyak roti bakar dan daging bakar. Si istri sengaja
pura-pura menyalakan tungku masak agar tidak dikasihanin oleh mahluk, sehingga
Allahlah yang memberikan balasan langsung asbab dia menjaga keyakinannya. Allahu
Akbar!
Kisah-kisah seperti ini dalam kehidupan
sahabat asbab kepahaman mereka terhadap agama.
Sebagai Murobbiyah ( Mendidik Anak
)
Mentarbiyah anak ini Allah Swt berikan contoh
dalam Al Quran ini bukan semenjak lahir tapi semenjak hamil :
“Idzkolati miroaata imrona” : Tatkala ketika
istri Imron, Hannah, berkata, “Robbi inni nadzartu laa kama fi baghni”, “Ya Rabb
sesungguhnya aku nadzarkan bayi yang aku kandung ini.” “Muharroron”, “Aku
bebaskan untuk agama saja” “Fattaqobbal minni” “Maka ya Allah terimalah
dariku”
Semenjak hamil, anak tadi itu sudah dibebaskan
dari kepentingan dunia dan di nadzarkan hanya untuk agama saja. Di dalam perut
sudah di cita-citakan, bukan untuk jadi insyur, jadi dokter, jadi presiden, tapi
untuk agama Allah saja. Dijaman istri imron, Hannah Rah.A, ada para pemuda yang
tinggalnya didalam mesjid saja berkhidmat pada agama, seperti ashabul suffah.
Maka istri imron ini menginginkan anaknya nanti dapat berkhidmat kepada agama
seperti mereka para pemuda tersebut. Namun tatkala melahirkan ternyata yang
dilahirkan adalah perempuan. Ada kekecewaan karena yang lahir perempuan, karena
keinginan berkhidmat pada agama akan lebih mudah jika laki-laki. Namun Allah
katakan :
“Wallahu’ a’ala ma wa’adhan” : “Allah Ta’ala Maha Tahu dengan yang
dilahirkan.”
Memang laki-laki tidak sama dengan perempuan.
Maka Hannah memberikan nama Mariam kepadanya. Lalu Hannah berdoa :
“Robbi inni wa yu’i dhuha bika wa dzurriyataha
minasyaithon nirrojim”
Artinya : “Ya Allah aku meminta perlindungan
kepadaMu untuknya dari setan yang terkutuk.”
Sehingga Rasullullah Saw sampaikan tidak ada
satupun bayi yang lahir, setan akan menusuk lambungnya. Sehingga setiap bayi
lahir ini akan menangis-nangis, kecuali Maryam AS dan anaknya karena sudah
dimohonkan perlindungan untuk mereka dari ibu mereka, Hannah Rah.A, agar
dilindungi dari syetan.
“Fattaqobbalaha robbuha bi qobulin hasanin wa
ambadaha nabatan Hasana”
Artinya :
“Maka Allah terima dengan penerimaan yang
baik, lalu ditumbuhkan dengan pertumbuhan yang baik.”
Allah Swt pelihara Mariam dan dibesarkan
melalui didikan seorang Nabi yaitu Zakari AS, yang tidak lain adalah paman
beliau sendiri. Betapa mulianya Mariam ini disisi Allah, asbab doa dari seorang
ibu semenjak masih dalam kandungan. Di dalam Al Quran diceritakan, setiap kali
Zakaria AS masuk kedalam mihrob ini disitu sudah ada rizki yang Allah siapkan
untuk Maryam, padahal tidak ada satu oranpun yang mengantarkan. Siapa yang
memberi Rizki ? Allah Swt. Ulama katakan jika seseorang ini mau masuk ke dalam
biliknya Mariam ini harus melewati Tujuh Lapis pintu yang setiap pintu kuncinya
ini dipegang oleh Zakaria AS. Tapi itulah keanehannya, setiap kali dibukan
pintunya, disitu ada rizki yang sudah disiapkan untuk Mariam Rah.A.
Ini juga suatu pelajaran bagi kita, bahwa
kehebatan seorang wanita ini adalah tatkala dirinya ini tertutup. Satu lapis
pintu aja sudah tidak kelihatan sebenarnya, ini tujuh lapis pintu, bagaiamana
rapat dan tertutupnya seorang Mariam AS. Maka wanita ini semakin tertutup
semakin dekat dengan Allah Swt. Semakin mau dia diam di rumah semakin dekat
dengan Allah Swt :
“Wa qarna fi buyuti bikunna” : “Dan diamlah
kalian wahai wanita di rumah-rumah kalian.”
Maka akan mudah seorang wanita ini untuk dekat
dengan Allah Swt, tatkala dia mau diam di rumahnya. Sehingga ketika kita baca
riwayat-riwayat wanita yang sholihah, mereka ini menjadi wali-wali Allah,
tatkala dia mau diam rumah. Keluar hanya betul-betul untuk keperluan agama saja.
Seperti itu pula kehidupan yang dicontohkan oleh Mariam AS. Tatkala dia, Maryam
AS, berdiam dirumah, maka Allah hantarkan rizki kepadanya.
“Qolla ya maryam wa anna lakihaza” tanya
Zakaria, “Dari Mana ini Rizki / Makanan ?”, jawab Mariam AS, “Qolla wa in
dillah” : “Ini semua dari sisi Allah”
Note Penulis :
Inilah Jawaban yang harus kita berikan ke
orang-orang, dari mana datangnya makanan dan rizki ini ? dari Allah Swt. Inilah
jawaban yang Allah ajarkan kepada Maryam AS ketika ditanya Nabi Zakaria AS.
Inilah pelajaran yang Allah hendak berikan kepada kita terutama kaum wanita. Ini
Maryam AS, yang lahir dari seorang wanita sholehah, yang benar menginginkan
anaknya menjadi seorang sholeh. Walaupun yang lahir bukan seorang
laki-laki,namun niatnya tetap diterima oleh Allah Swt. disini Allah mau
menunjukkan bahwa bukan laki-laki saja yang bisa berkhidmat untuk agama,
wanitapun juga bisa. Di mata Allah ini laki-laki dan wanita ini sama saja
tergantung dari ketaqwaannya. Jadi jangan minta anak laki-laki atau perempuan,
kita serahkan kepada Allah saja, Allah yang Maha Tahu mana yang terbaik untuk
kita. Jadi doa dari seorang ibu yang sholeh ketika hamil walaupun yang lahir
tidak sesuai harapan, maka kesholehan yang diminta tetap Allah berikan asbab
fikir agamanya.
Maka didalam Al Quran diceritakan :
“Wal Baladu thoyibu yakhruju nabbaduhu bi
dzili Robbi”
Artinya : “ Negara yang baik akan mengeluarkan
tanaman-tanaman yang baik dengan izin Rabb Nya”
Ulama tafsirkan maksud dari ayat ini adalah
bahwa wanita-wanita yang sholeh akan melahirkan anak-anak yang sholeh. Apabila
kita melihat kehidupan ulama-ulama jaman dahulu, mungkin bapak-bapak merka bukan
dari orang yang terkenal, bukan siapa-siapa, dan bukan juga ulama. Tapi hampi
pasti semua ulama-ulama sholihin tersebut lahir dari wanita-wanita yang
sholehah.
Kisah Imam Bukhori Rah.A :
Tatkala masih kecil imam bukhori ini buta.
Maka ibunya yang sholehah ini, yang telah menyiapkan anaknya untuk agama, beliau
tiap malam terus menangis berdoa mohon kesembuhan bagi anaknya. Sampaikan
akhirnya ibunya ini Allah takdirkan mimpi bertemu Ibrahim AS, dan menyampaikan
bahwa doa ibu imam bukhori ini sudah diterima Allah Swt, anaknya akan segera
sembuh. Maka memang betul ke esokan harinya ini, Imam Bukhori sudah mampu
melihat, bahkan Allah beri banyak kelebihan berupa daya ingat dalam menghafal.
Sekali lihat saja bisa langsung ingat dan hafal sepanjang hidupnya. Sehingga
setiap kali kita baca Hadits Imam Bukhori ini, maka pahalanya akan didapati oleh
ibunya juga. Selama Kitab Hadits Imam Bukhori ini masih dibaca orang-orang maka
pahalanya ini akanterus mengalir kepada ibunya imam bukhori. Sampai kapan ?
sepanjang masa sampai dengan kiamat, selama masih di baca, maka ibunya akan
terus kebagian mendapat kiriman pahala. Ibunya Imam Bukhori ini bukan orang
terkenal, tidak ada yang tahu, akan tetapi ibunya terus mendapatkan pahala
hingga hari ini sampai batas waktu yang Allah saja yang tahu kapan.
Kisah Imam Sofyan As Tsauri Rah.A :
Waktu umur 8 tahun, ibunya mengirimnya ke
pesantren. Dalam keadaan miskin dan janda ibunya tidak bisa memberinya biaya
yang banyak atau bekal yang cukup. Maka setelah mengantarkannya, ibunya hanya
bisa meninggalkannya di pesantren lalu langsung pulang. Beberapa tahun telah
berlalu hingga 12 tahun kemudia, Sofyan As Tsauri pulang untuk menemui ibunya.
12 tahun tidak berjumpa untuk ibu dan anak merupakan kerinduan yang sangat laur
biasa, perpisahan yang lama sekali bagi orang tua dan anaknya. Namun ketika
Sofyan mengetuk rumah ibunya :
Ibunya bertanya : “Siapa itu diluar
?”
Sofyan As Tsauri : “Wahai ibu ini adalah aku
sofyan, tolong bukakan pintunya, aku sudah rindu sekali ingin jumpa.”
Ibunya : “Aduhai apakah itu engkau Sofyan
anakku.”
Sofyan As Tsauri : “Betul ibu ini adalah aku,
Sofyan, anakmu, lekas bukakan pintunya, aku sudah rindu ingin bertemu dengan
ibu.”
Lantas ibunya menjawab : “ Wahai Sofyan, kamu
sudah 12 tahun belajar agama, kamu pasti sudah paham betul hukum-hukum agama.
Kamu pasti sudah tahu betul bahwa sesuatu yang sudah di hibahkan tentunya tidak
boleh ditarik kembali. Ketahuilah bahwa aku sudah hibahkan dirimu untuk agama,
aku tidak akan tarik kembali. Jadi tidak usahlah kita berjumpa di dunia ini,
pertemuan kita nanti Insya Allah di surga.”
12 tahun berpisah, ada kesempatan bertemu, itu
juga di korbankan, sehingga asbab pengorbanan ini Allah angkat derajat Imam
Sofyan As Tsauri Rah. A. Hingga pada hari ini namanya, Ilmunya, masih
disebut-sebut dan digunakan. Itulah keberkahan dari seorang wanita sholehah yang
bisa menjadi asbab kesholehan anaknya.
Kisah Lainnya :
Dikisahkan ada seorang anak kecil dikirim
ibunya ke pesantren untuk belajar agama. Ibunya ini seorang janda miskin. asbab
uang yang dikumpulkan dari usahanya, dia bisa mengirim anaknya belajar agama.
Sebelum mengirimkan anak ini, dijahitkan kantong dibalik baju anaknya ini untuk
menyimpan uangnya. Lalu dititipkanlah anak ini pada kafilah dagang untuk
diantarkan ke pesantren tersebut. Ditengah perjalanan maka kafilah ini di hadang
perampok, maka diambillah uang seluruh orang di kafilah tersebut. Sampai ke anak
kecil :
Si perampok berkata : “Ah ini anak kecil pasti
tidak punya apa-apa, bawa uang tidak kamu ?”
Si anak kecil berkata : “Kata siapa saya tidak
bawa uang, saya punya uang banyak.”
Maka si anak kecil ini membukakan bajunya dan
memperlihatkan uang emas banyak sekali dari balik bajunya yang dijahitkan
ibunya. Melihat keadaan ini maka si perampok terkejut, melihat kejujurannya anak
kecil ini, yang padahal mau diambil uangnya oleh si perampok.
Si perampok bertanya : “Kamu kan tahu kami
perampok mau ambil uang kalian, kenapa kamu jujur sekali ?”
Si anak kecil ini bilang : “Saya di ajarkan
oleh ibu saya dalam keadaan apapun tidak boleh berbohong.”
Si perampok tadi menangis, bertobat kepada
Allah Swt, asbab jawaban anak kecil, yang di didik oleh ibunya tadi. Maka
setelah sampai di pesantren dia belajar bertahun-tahun disana. Hingga suatu
ketika guru besarnya di pesantren mengumumkan kepada para santrinya :
“Orang yang sholat subuh dengan saya besok,
Insya Allah, Allah Swt akan ampunkan seluruh dosa-dosanya.”
Semua santri menyambut gembira kabar ini,
namun gurunya memberi catatan :
“Tapi awas kabar ini jangan sampai disebarkan
kepada orang kampung. Saya tidak mau itu, ini hanya untuk kalian saja para
santri. Awas kalau ada yang membocorkan kabar ini.”
Maka si anak kecil yang sudah menjadi santri
ini, mendengar pengumuman itu dia gelisah semalaman. Di benaknya berkecamuk
pikiran :
“Ini kalau saya tidak beri tahu orang kampung,
kasihan mereka yang banyak dosanya. Tapi kalau saya beri tahu, nanti saya bisa
di marahi ustadz saya. Apa yang harus saya lakukan.”
Maka tengah malam dia buat keputusan untuk
memberi tahu orang kampung mengenai kabar tersebut, biarlah dirinya dimarahi
ustadnya, asal orang kampung ini dapat selamat dari adzabnya Allah Swt. Pergilah
anak ini keliling kampung membanguni penghuni rumah satu per satu dan
mengabarkan perihal pengumuman ustadznya tadi. Maka asbab informasi yang
disebarkan si anak tadi, orang kampung berduyun-duyun datang ke mesjid untuk
sholat dibelakang ustadznya si anak tadi. Setelah mengucapkan salam, si ustadz
terkejut dibelakangnya sudah ramai orang kampung berkumpul untuk sholat
dibelakangnya.
Setelah orang kampung pulang si ustadz tadi
bilang kepada para santrinya :
“Pasti tadi malam ada yang membocorkan
informasi, siapa orangnya ?” ayo ngaku !”
Maka si anak ini mengaku, lalu di panggil oleh
si ustadznya :
“Mengapa kamu berani membocorkan rahasia saya
? apakah kamu tahu kamu akan mendapatkan hukuman berat.”
Si anak tadi bilang : “Iya saya tahu bahwa
pengumuman itu tidak boleh orang kampung tahu, jika saya beri tahu kepada orang
kampung, pasti saya akan di marahi dan mendapatkan hukuman. Tapi yang akan
mendapatkan hukuman itu sebenarnya orang kampung yang demikian banyaknya, dan
yang memberi hukuman bukan manusia, tapi Allah Swt. Tidak apa-apa lah jika saya
di hukum oleh ustadz, asal mereka selamat dari siksa Allah Swt. Silahkan saya
dihukum, saya rela.”
Mendengar alasan ini si ustadz berkata dengan
lantang :
“Insya Allah, kamulah nanti yang akan menjadi
ulama besar.”
Ini adalah asbab didikan seorang ibu yang
baik, mendapatkan pengajaran dari ustadz yang baik, maka akhirnya anak inipun
menjadi ulama besar yang dikenal sebagai Syaikh Abdul Qadir Al Djaelani Rah.A.
Inilah pentingnya kita didik anak kita dengan dengan agama semenjak kecil,
diperkenalkan kepada Allah Swt dan Sunnah Rasullullah Saw.
Note dari Penulis :
Khalid Bin Walid merupakan seorang pejuang
hebat. Pada saat menjelang meninggalnya, dia telah terbaring di rumah. Dan dia
merasa sedih luar biasa, karena kematiannya yang terjadi di tempat tidur dan
bukan di medan pertempuran. Di saat menjelang wafatnya, datang anak perempuannya
yang masih kecil, lalu menangis. Kata Khalid, “Jangan bersedih, kita minta
doakan supaya Allah SWT menjadikan bapak kamu termasuk dalam ahli surga.” Lalu
anak perempuan kecilnya itu berkata,”Saya menangis bukan karena bapak saya akan
menjadi ahli surga atau ahli neraka. Saya menangis karena nanti jika saya
bermain-main dengan kawan-kawan lainnya, mereka akan mengatakan bahwa bapak kami
meninggal syahid dijalan Allah, sedangkan bapak kamu meninggal dunia di atas
tempat tidur di rumah.” Allahu Akbar inilah kepahaman seorang anak kecil di
jaman Nabi Saw asbab didikan orang tuanya. Masih kecil sudah mengetahui nilai
amal sebuah mati syahid !
Kargozari Jemaah Malaysia :
Ada satu kisah yang berlaku di Yordan, Sekali
satu jamaah wanita masturat keluar ke satu rumah. Di rumah orang lama. Rumah ini
dia sewa. Ketika datang jamaah, kebetulan orang yang menyewakan rumahnya kepada
orang lama ini mengantar anaknya perempuan yang belajar di Universiti. Dan dia
ini adalah wanita yang keluar rumah tidak tutup aurat. Maka ketika anak
perempuan ini datang ke dalam rumah untuk mengambil sewa, wanita tadi panggil
dia duduk sama-sama dengar halqah taklim, dengan hadits, kemudian memotivasi
dia, maka terus dia menangis. Setelah mengambil sewa, anak gadis tadi balik ke
rumah,lalu dia menangis ke ibunya. Ibunya tanya,”Ada apa kamui ni?” Dia diam
saja. Ditanya diam saja. Kemudian dia menangis, sembahyang, menangis, bertobat
kepada Allah SWT, sampai pagi. Kemudian tertidur. Setelah bangun, ibunya
tanya,”Nak apakah kamu tidak berangkat ke kampus?” Anak gadis ini
berkata,”Bagaimana saya mau pergi? Saya selama ini berada dalam kemurkaan Allah
SWT.” Sementara ibunya ini seperti dia, keluar rumah tidak menutup aurat. Lalu
ibunya berkata,”Tak apa. Nanti kita pakai purdah dan pergi ke Universiti.” Dia
tak mau karena disana bergaul orang lelaki dan wanita. Kata anak gadis ini bahwa
dia tak akan keluar rumah kecuali berpurdah. Maka ibunya pergi ke jemaah tanpa
pakai hijab juga, dan cerita mengenai anaknya bahwa setelah kembali dari jamaah
ini menangis, dan menangis hingga dia tak mau pergi universiti, dan dia sekarang
tidak akan keluar kecuali berpurdah. Jadi Kata ibunya,”Saya datang hendak pinjam
satu hijab dari kamu.” Maka Ibunya pun balik ke rumah dengan membawa hijab.
Sesampainya di rumah, dia lihat anaknya tertidur, kemudian dikejut-kejutkan
anaknya. Ternyata anaknya telah meninggal dunia.”
Nabi SAW bersabda,”Demi zat yang nyawaku di
tangannya ada diantara manusia bahwa mereka-mereka beramal dengan amalan ahli
neraka, dan tidak tinggallah diantara dia dan neraka satu hasta maka takdir
telah mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli surga maka dia
dimasukkan Allah SWT ke dalam surga.”
Maka anak perempuan tadi yang selama ini
berada dalam kemurkaan Allah SWT kemarahan Allah SWT, Allah SWT telah
mengurniakan kepadanya mati dalam keadaan beriman.
Seorang pakar pendidikan katakan bahwa “Anak
ini bukan pendengar yang baik tapi Peniru yang baik.” Apa yang ada di depannya
itu yang akan ditiru. Kalau bapaknya atau ibunya kerjanya tiap hari megang koran
dan megang remote maka anaknya akan meniru juga. Tidak usah di bilangin maka dia
akan otomatis meniru saja. Maka kita hidupkan taklim di rumah dan kita beri
contoh pada mereka bagaimana akhlaq dan cara hidup Nabi Saw.
Sebagai Khadimah ( Ahli Khidmat Keluarga dan
Suami )
Seorang wanita datang kepada Rasullullah Saw
:
“Ya Rasullullah Saw, jadi laki-laki itu enak,
bisa jihad, bisa haji, bisa ke mesjid, bisa kesana kemari, kami di rumah dapat
apa ?”
Menuntut persamaan Hak tapi dalam pahala. Maka
Rasullullah melihat kepada para sahabat dan berkata : “Dengar tidak kalian
pertanyaan wanita tadi ?” para sahabat RA menjawab : “Ya Rasullullah bahkan kami
tidak menyangka ada wanita punya pertanyaan sebaik itu.”
Maka Rasullullah katakan kepada wanita
tersebut :
“Sampaikan kepada para wanita yang mengutusmu
bahwa jika mereka :
1. Sholat pada waktunya
2. Puasa sebagaimana mestinya
3. Dan taat kepada suaminya
Bagi mereka pahala yang sama. Tetapi jarang
diantara kalian yang bisa melakukannya.”
Note dari penulis :
Allah SWT berfirman bahwa lelaki yang mukmin
dan wanita yang mukmin, mereka harus saling membantu dalam menegakkan agama
Allah. Mereka menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.
Asbab dukungan istri, banyak orang yang akan
mendapat hidayah melalui suami mereka. Jika wanita telah memberi sumbangan,
tenaga, dan sama-sama membantu suaminya buat usaha agama, maka mereka akan
mendapatkan ganjaran dari Allah SWT, sama seperti ganjaran yang didapati suami
mereka tanpa mengurangkan sedikitpun ganjaran suami-suami mereka. Nanti asbab
kerja sama ini, Allah SWT akan memperbaiki zuriat mereka, keturunan mereka,
anak-anak mereka, sebagaimana Allah Ta’ala pelihara keluarga dan keturunan Ibrahim AS.
Maka apabila wanita sama-sama memberi
sokongan, sumbangan, dan berusaha bersama-sama dengan lelaki, maka dakwah lelaki
akan menjadi kuat. Dakwahnya akan berkesan, karena setengah iman lelaki adalah
dari wanita. Setengah iman lelaki adalah isterinya sendiri. Kalau isteri sudah
memberi dukungan, memberi dorongan, dan mengambil bagian bersama suami dalam
menyempurnakan tanggung jawab usaha dakwah, maka Allah SWT akan menjadikan
dakwah suami menjadi lebih mantap dan lebih kuat. Jika tidak, Allah akan jadikan
kerja agama suami seperti orang yang pincang, yaitu dia tidak dapat bergerak dan
berjalan dengan baik. Dakwah suami menjadi tidak begitu kuat dan tidak begitu
mantap, walaupun dia seorang alim yang besar, seorang da’i yang hebat, seorang nabi sekalipun
bahkan termasuk yang’ulul
Azmi. Itupun apabila isterinya tidak sama-sama mengambil bagian, tidak membantu
dan menyokong, maka kekuatan dari kerja dakwahnya tidak akan berkesan dan tidak
akan sempurna. Contoh nabi Nuh AS. Dia telah berdakwah di kalangan umatnya
selama 950 tahun. Tapi isterinya tidak membantunya dalam kerja agama, isterinya
tidak menyokongnya, maka ini akan melemahkan kerja mereka.
Dari Aisyah R.ha dia mendengar Rasullullah Saw
bersabda :
“Seandai seorang wanita bertemu suaminya dalam
keadaan berlumuran darah dan nanah, lalu istrinya membersihkannya dengan pipinya
hingga bersih, itupun belum mampu menunaikan hak suaminya atas
istrinya.”
Karena itulah Rasullullah Saw sampaikan bahwa
:
1. ketika aku melihat Surga maka penduduknya
paling banyak adalah orang miskin
2. ketika aku melihat Neraka maka penduduknya
paling banyak adalah wanita
Rasullullah Saw sampaikan ini bukan karena
benci pada wanita, bukan, ini karena rasullullah Saw sayang pada umatnya yang
wanita, makanya disampaikan agar mereka mau hati-hati terhadap perintah Allah.
Lalu sahabiyah bertanya, “Kenapa bisa seperti itu ya Rasullullah ?” Nabi Saw
menjawab, ini karena :
1. Wanita ini suka banyak melaknat dan
mengumpat
2. Mengingkari kebaikan suami
Sehingga seandainya seorang suami melakukan
kebaikan selama bertahun-tahun lamanya, maka bila mengecewakan sekali saja, akan
muncul di lisannya, “Kamu ini tidak ada baiknya.”
Note dari penulis :
Dikatakan dalam suatu riwayat ciri-ciri wanita
ahli surga ini :
1. Ketika dipandang Suaminya, dia
menyenangkan
2. Ketika berbicara tidak
menyakitkan
3. Ketika diperintah dia akan taat
4. Ketika ditinggal dia bisa menjaga harta
suami dan kehormatannya.
Ada suatu kisah diceritakan seorang wanita
sholehah didalam kubur, namun dalam kubur ia mendapat siksa, kepalanya
berkobar-kobar dengan api. Lalu ditanya kenapa bisa demikian, si wanita itu
menjawab: Aku ini mendapatkan hukuman seperti ini lantaran suatu ketika aku
menyiapkan makanan yang lezat dengan susah payah untuk menyambut kepulangan
suamiku. Namun ketika dia sedang makan dia menanyakan mana garamnya kok tidak
ada. Lalu aku menjawab, “Ini makanan sudah selezat ini kenapa masih menanyakan
garam ?” asbab ini Allah hukum saya. Setelah suaminya diberitahu perkara ini dan
memaafkan istrinya, barulah siksaan tadi oleh Allah Swt dicabut dari dalam
kuburnya.
Maka sebenarnya suami yang di depan mata ini
sebenarnya bisa menjadi jalan untuk cepatnya masuk surga, namun bila salah bisa
menjadi asbab cepatnya masuk Neraka. Maka kita manfaatkan kesempatan in untuk
mendapatkan Ridho Allah dan mendapatkan Derajat tertinggi di surga semuanya
hanya bisa dilakukan dengan mengikuti amal-amal sahabiyah R.ha.
Allah Swt katakan dalam Al Quran :
“Hunna libasulakum wa’antum libasu lahum”
Artinya : “Mereka para wanita ini adalah
pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka.”
Maka yang namanya pakaian ini untuk saling
menutupi kekurangan, bukan untuk saling menuntut atau membanding-bandingkan,
sehingga tidak ada saling menghargai. Jika dalam rumah tangga antara suami dan
istri sudah saling menuntut maka yang datang bisa dipastikan bukanlah
kebahagiaan atau sakinah. Dalam perkhidmatan ini yang paling penting aalah
menerima kekurangan istri dan suami masing-masing, lalu mensyukuri kelebihan
mereka masing-masing. Sehingga bisa sama-sama menuju Ridho Allah dunia dan
akherat.
Bila kita menghadirkan akherat maka akan
sangat mudah bagi kita untuk melakukan amal-amal sholeh. Dan yang menjadi fokus
kita adalah kehidupan akherat tadi. Maka setelah kita itikaf disini 3 hari 3
malam, oleh-oleh yang paling penting adalah :
1. Iman makin baik
2. Amal meningkat
3. Kerinduan akan akherat semakin
bertambah
Mungkin selama 3 hari disini kita belum banyak
hafal doa, mudzakaroh masih banyak kelirunya, ini tidak apa-apa, karena
sahabatpun, hadits dan doa-doa tidak banyak yang hafal, namun amaliat mereka
sama semua. Amal inilah nanti yang Allah berikan pahalanya.Nabi Musa bertanya
kepada Allah Swt : “Ya Allah apa yang engkau berikan kepada seseorang yang
mengaja manusia untuk taat kepadamu.”
Allah Swt menjawab : “Aku berikan mereka
setiap satu kata ini pahala orang ibadah selama satu tahun.”
Insya Allah kita niatkan menyampaikan perkara
ini kepada seluruh manusia.