Di awal bayan, seorang syech mengatakan bahwa sudah sepatutnya kita amat bersyukur dengan nikmat yang Allah SWT sudah berikan pada kita saat ini yaitu nikmat hidayah. Karena dengan hidayah ini, kita bisa mengenal Allah SWT sebagai Rabb kita, sebagai Tuhan kita. Tanpa hidayah, mungkin kita akan menjadikan batu sebagai Rabb kita, pohon sebagai Rabb kita, atau kita menjadikan benda-benda disekitar kita sebagai maksud hidup kita.
semoga Allah mengekalkan hidayah dalam diri
kita....
Bersyukur kepada Allah karena Allah SWT telah
mengisi hati kita dengan kalimat yang lebih berat daripada bumi dan langit,
yaitu kalimat " Laa ilaaha illa Allah "
Maksud Allah SWT mengisi hati kita dengan
kalimat " Laa ilaaha illa Allah" yaitu Allah SWT ingin agar kita menafikkan
seluruh keyakinan-keyakinan kita kepada makhluk, benda atau asbab-asbab yang
lain dari dalam hati kita dan yakin hanya kepada Allah SWT..
Allah SWT tak ingin disandingkan dengan
kebendaan di hati kita. Coba bayangkan, adakah seorang Raja yang mau duduk di
kursi kerajaannya dengan benda lain? Allah SWT akan murka jika Dia disandingkan
dengan makhluk atau kebendaan di dalam hati kita
Allah SWT sangat menginginkan agar dalam hati
kita tidak ada keyakinan bahwa makanan itu bisa menghilangkan lapar atau air
dapat menghilangkan kedahagaan, melainkan kita yakin bahwa hanya Allah SWT lah
yang bisa menghilangkan rasa lapar, hanya Allah SWT yang bisa menghilangkan
dahaga kita, hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan hanya Allah yang bisa
memberikan kebahagiaan
Allah SWT telah menghantar para anbiya
'alaihissalam termasuk Rasulullah SAW ke bumi untuk usaha mengajak manusia yakin
kepada Allah SWT, memasukkan kebesaran Allah SWT ke setiap hati-hati
kita..
Kemudian syech mengisahkan tentang kisah Nabi
Musa a.s ketika sedang mendapatkan tarbiyah dari Allah SWT, tarbiyah ketika
Allah SWT mengajarkan tentang kebesaran-Nya untuk hati nabi Musa a.s
Ketika itu, Allah SWT bertanya, " apa itu yang
ada di tanganmu, Wahai Musa? ", lalu dengan ke-takjub-an nya nabi Musa a.s pada
tongkatnya, nabi Musa a.s pun menjawab, " ini adalah tongkatku "
Ucapan " ku " dalam kata " tongkatku " membuat
Allah SWT tidak suka. Terlebih lagi ketika nabi Musa a.s membangga-banggakan
betapa banyak fungsi yang dia dapatkan dari tongkatnya itu. Mulai dari menjadi
tempat tumpuan badan, memukul dedaunan di pohon agar menjadi makanan
kambing-kambingnya, dan yang lainnya. Sehingga akhirnya, Allah SWT meminta nabi
Musa a.s melempar tongkat yang ia banggakan itu dan mengubah tongkat itu menjadi
ular yang sangat besar.
Allah SWT tak hantar para anbiyaa a.s untuk
mengajarkan umatnya menjadi umat yang pandai membuat baju besi, atau pandai
membuat perahu, atau kepandaian lainnya. Tujuan Allah SWT hantar para anbiyaa
a.s pada umatnya hanya untuk mengajarkan kebesaran Allah SWT, untuk mengajak
manusia yakin hanya kepada Allah SWT..
syech bilang, kita seharusnya kembali
bersyukur karena hidup dengan keadaan sudah beragama. Dikisahkan tentang salah
satu sahabat, yaitu Umar bin khattab r.a yang ketika ia menoleh ke kanan ia
tertawa dan ketika ia menoleh ke kiri ia pun menangis..
Sahabat yang lain yang melihatnya jadi
bertanya-tanya, " mengapa engkau begitu? "
Umar r.a menjawab,
Dulu, ketika aku belum beragama (Islam).. aku
pernah bepergian, sebelum berangkat aku membuat patung "Tuhan" ku dari makanan.
Namun di tengah perjalanan, aku lapar.. tak kutemukan ada makanan lain, kecuali
patung " Tuhan" ku itu, lalu.. kumakanlah "Tuhan" ku itu..
itu sebabnya tadi aku tertawa karena mengingat
kejadian ini,
Dalam keadaan yang sama, ketika aku belum
beragama.. istriku pernah melahirkan seorang anak. Begitu takutnya ia padaku
karena ia melahirkan anak perempuan, sehingga ia memperlakukan anakku itu
seperti laki-laki. Betapa senangnya hatiku ketika aku mengetahui bahwa aku
memiliki anak laki-laki. karena senangnya, aku pernah membawa anakku pergi
jalan-jalan,
Ditengah perjalanan, anakku yang berpenampilan
seperti anak laki-laki itu, berkata padaku bahwa ia ingin buang air kecil.
Disitulah aku mengetahui bahwa anakku sebenarnya adalah perempuan. Tanpa pikir
panjang, aku langsung menggali sebuah tanah cukup dalam. Begitu susahnya aku
menggali tanah hingga baju dan wajahku penuh dengan debu bercampur tanah. Anakku
yang melihat diriku sedang menggali tanah, datang menghampiriku untuk
membersihkan keringat dan kotoran-kotoran yang ada di wajahku sampai janggutku
juga ia bersihkan...
Tanpa mengetahui apa maksud Ayahnya menggali
tanah, Anakku tak bertanya untuk apa aku menggali tanah.. ia hanya sibuk
membersihkan wajahku. Tapi.. kebaikan yang ia lakukan padaku tak membuatku
mengurung niat untuk menguburnya hidup-hidup..
Aku pun tetap memasukkannya ke dalam lubang
itu dan meninggalkannya dalam keadaan ia sedang menjerit-jerit
memanggilku...
Itulah sebab mengapa tadi aku
menangis.......
Kemudian, syech juga mengisahkan tentang
pengorbanan yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW..
Dulu.. sebelum Rasulullah SAW mulai berdakwah,
beliau SAW memiliki banyak julukan yang baik-baik. Rasulullah SAW terkenal
sebagai pemuda yang dapat dipercaya, jujur, amanah dan sifat-sifat baik lainnya
yang memang ada dalam diri Rasulullah SAW. Namun ketika Rasulullah SAW mulai
mengerjakan usaha atas agama, panggilan-panggilan itu tak ada lagi...
panggilan-panggilan itu bahkan berubah menjadi cacian dan hinaan.. (di kata
tukang sihir, majnun dukun banyak sekali julukan yang buruk )
Jika Rasulullah SAW pulang ke rumahnya sehabis
mendakwahi ummatnya, tak jarang pakaian yang beliau SAW kenakan itu menjadi
penuh debu bahkan terkadang disertai adanya kotoran-kotoran yang dilempari
orang2, atau darah yang mengucur akibat dilempari batu.
Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW pulang
larut malam karena seharian berusaha untuk berdakwah pada ummatnya. Diketuk
pintu rumahnya sekali-dua kali tak ada sahutan, lalu dengan membentangkan kain
surbannya, Rasulullah SAW pun tidur di luar rumahnya. Ketika pagi menjelang,
terkejutlah istrinya, Khadijah r.ha melihat sang suami tertidur diluar. Lantas,
Rasulullah SAW pun langsung bangun dan meminta maaf kepada istrinya,
" Maafkan aku. Aku tak mau mengganggu tidur
pulasmu, jadi aku tidur disini semalam "
Subhanallah..................
syech pun juga mengisahkan tentang
pengorbanannya Khadijah r.ha,
Pada suatu hari, Rasulullah SAW pulang ke
rumah dan melihat istrinya, Khadijah r.ha sedang sibuk menyusui anaknya,
Fathimah r.ha. Betapa terkejutnya Rasulullah SAW, ketika mendapati bukan air
susu yang keluar dari istrinya melainkan darah...
Setelah menenangkan dan menidurkan anaknya,
Khadijah r.ha pun mendatangi suami tercinta. Rasulullah SAW meletakkan kepalanya
dalam pangkuan istrinya seraya berkata,
" Wahai istriku, tidakkah engkau merasa
menyesal karena memiliki suami sepertiku? dulu sebelum engkau kunikahi, kau
adalah janda terkaya disini, kekayaanmu melimpah ruah, namamu terpandang..
tetapi kini, bahkan untuk menyusui anakmu saja kau harus mengeluarkan darah
karena tidak ada apa2 lagi yang kau miliki saat ini... "
Dengan lembutnya, Khadijah r.ha
menjawab,
" Wahai Rasulullah, jika aku nanti mati dan
tidak adalagi harta kekayaan sepeninggalku sedangkan engkau ingin pergi
berdakwah menyebrangi lautan.. maka galilah kuburanku.. gunakanlah
tulang-tulangku untuk menjadi perahumu... "
syech lalu berkata,
Sadarkah kita bahwa saat ini kita berdakwah
dengan penuh kemudahan asbab perjuangan-perjuangan para anbiyaa, para sahabat
dan sahabiyah.. perjuangan Rasulullah SAW? jika dengan kemudahan-kemudahan ini
tetap membuat kita tak mau melanjutkan perjuangan mereka.. apa yang harus kita
katakan pada mereka di akhirat nanti?
Apa yang akan kau katakan kepada para
janda-janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang syahid karena dakwah di jalan
Allah ?
Apa yang akan kau katakan kepada anak-anak
yang yatim piatu karena kedua orangtuanya syahid di jalan Allah ?
Apa yang akan kau katakan kepada Rasulullah
SAW yang sudah mengorbankan segala-galanya untukmu?
Apa yang akan kau katakan kepada Allah SWT
??
Seandainya usaha atas agama ini terus
dilakukan maka Allah SWT akan memberikan keberkahan-keberkahan pada kita. Dari
keberkahan semasa hidup hingga keberkahan saat kita sudah mati...
Maka sebaiknya kita azzam dalam diri kita,
untuk mengorbankan harta, waktu dan diri kita untuk agama Allah... insya
Allah
Subhanallah wa bihamdihi, Subhanakallahumma wa
bihamdika Asyhadu Allaailaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu
ilaih