Pikir Sesaat Untuk Agama
Oleh ABU SA'AD ABU SA'ID Alloh Kuasa Makhluk Tak Kuasa - Copyright 2011
Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...
Thursday, March 14, 2013
Sunday, March 10, 2013
Saturday, March 9, 2013
Sunday, December 18, 2011
Umat Islam Mulia Bukan Karena Namanya
SBY mulia bukan karena namanya yang hebat tapi
karena kerjanya. Kerja sebagai presidenlah yang membuat SBY mulia dalam
pandangan manusia. Banyak nama yang sama Yudoyono tapi tukang becak. Bambang
tapi buruh.
Umat islam pun mulia bukan karena namanya tapi
karena kerjanya.
Rasul SAW bersabda : "Akan datang suatu masa
yang menimpa manusia; tidak ada Islam kecuali tinggal
namanya saja, tidak ada Al Qur'an kecuali tinggal
tulisannya saja, masjid-masjid mewah tetapi kosong dari petunjuk serta ulama'nya
adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit." (HR. Al
Baihaqi)
Islam akan mulia kalau buat kerja. Apa
kerjanya :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran:
104)
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat :
33)
Mengajak manusia mentaati perintah Allah.
Kerja dakwah ini lah yang membuat manusia mulia disisi Allah SWT. Sebagai mana
mulianya para nabi, begitu jugalah Allah SWT muliakan umat ini karena buat kerja
kenabian.
Hindun didepan ka’bah telah bersumpah “Walaupun seluruh
penduduk Mekkah masuk islam, saya tidak akan masuk islam. Berkat usaha dakwah
para sahabat dengan sungguh2 Hindun pun masuk islam. Satu orang sahabat berdoa
didepan ka’bah. Ya Allah,
Engkau bagilah hidayah buat orang yang suka maupun tak suka. Setelah Hindun
masuk islam. Dia ditanya tentang sumpahnya, Hindun mengatakan “Aku bukan masuk
islam tapi islamlah yang masuk kedalam hatiku”
Kalau kita masuk islam, kita yang mengatur
islam. Buat amalan yang cocok dengan nafsu kalau tidak cocok ditinggalkan. Tapi
kalau islam yang masuk kedalam hati, cocok tak cocok terus
diamalkan.
Gimanalah pak saya ini ada penyakit maag, jadi
saya tak bisalah puasa. Kalau ditanya nafsu “Memang cocok tak puasa” tapi ini
perintah Allah cocok tak cocok harus diamalkan.
Gimanalah pak mau keluar 3 hari, 40 hari, 4
bulan. Kalau ditanya nafsu “Memang cocoklah tak keluar” tapi karena ini perintah
Allah cocok tak cocok harus keluar juga.
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka
bumi selama EMPAT BULAN dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan
sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. (At Taubah : 2)
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan
MERASA RINGAN ATAUPUN MERASA BERAT, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (At Taubah :
41)
Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
(At
Taubah : 24)
Uang Tidak Bisa Buat Bahagia
Suatu jamaah dihantar ke suatu daerah. Jumpa
orang kaya yang dermawan, sering bagi-bagi duit. Untuk mesjid, anak yatim, Bantu
modal usaha seorang lain tanpa bunga dll.
Satu orang Jamaah yang banyak korban dalam
dakwah, ziarah kepadanya dan tasykil untuk keluar dijalan Allah.
Orang kaya katakan : kenapa harus keluar
dijalan Allah SWT? Bukankah saya sudah banyak beri uang untuk mesjid, untuk
orang miskin, anak yatim dll. Apakah saya masuk surga atau tidak?
Jamaah berkata : tuan, kalaulah surga milik
saya maka tuan akan saya masukkan ke surga, tetapi tuan… surga milik Allah yang
bisa memasukinya adalah orang yang punya yakin yang benar kepada Allah. Yakni
suatu keyakinan kejayaan, kebahagiaan ada dalam agama yakni mentaati perintah
Allah SWT dengan cara Rasulullah SAW.
Beliau melanjutkan : tuan, tahukah tuan kenapa
tuan beri kami duit kepada setiap orang miskin, yatim, masjid dll? Itu karena
tuan yakin duit bisa buat bahagia/kejayaan bagi mereka sehingga itu yang tuan
bagi.
Tetapi Rasulullah SAW tidak! Mereka datang
kepada manusia dan agama, kepada raja, kepada orang miskin, orang desa, orang
kota, bagi agama, karena mereka meyakini orang akan peroleh bahagia/kejayaan
dengan agama. Sehingga walaupun mereka kaya, tetap mereka pergi khuruj fi
sabilillah untuk ajak manusia amalkan agama walaupun mereka ahli sedekah dan
para dermawan sepeti tuan.
Seorang syech telah bayan di depan orang kaya
dan katakan : wahai saudara! Harta uangkamu tak dapat majukan kamu dalam
agama.
Orang kaya tersentak sektika pulang ada orang
kaya masuk masjid. Dan dilihatnya di shaf pertama ada orang miskin dan shaf
pertama telah penuh. Dia ingin buktikan bahwa ucapan syech itu salah. Dia
meyakini bahwa uang bisa majukan orang dalam agama.
Diapun colek orang miskin dan bisikkan : wahai
saudara, saya ada uang 100 rupee akan saya berikan kepadamu asalkan kamu mau
pindah ke shaf kedua saya di shaf pertama. Maka orang miskin pun setuju jadilah
ia mundur di shaf kedua, dan orang kaya maju di shaf pertama.
Dia kembali kepada syech tadi dan katakan:
syech tuan katakan, bahwa agama tak bisa majukan orang dalam agama, tetapi saya
telah buktikan agama bisa maju dengan duit.
Syech katakan: bagaimana caranya?
Orang kaya itu ceritakanlah semua kejadian
diatas bersama orang miskin di masjid tadi.
Maka syech katakan: wahai saudara!!
Pikirkanlah!! Ketika uang ada di kantong kamu, kamu berada dimana?
Orangkaya katakan : si shaf kedua
Syech : sedangkan ketika uang kamu buang dari
kantong kamu dan kamu sedekahkan kamu berada dimana?
Orang kaya: di shaf pertama
Syech: jadi lihatlah!! Ketika uang di kantong
kamu, kamu dalam keadaan mundur. Sedangkan ketika uangh kamu buang Dari kantong
kamu sedekahkan maka kamu maju ke shaf pertama.
Jadi ada uang kamu mundur, dan yang majukan
kamu bukan uang tetapi sedekah kamu
Tanggung Jawab Dakwah
1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN
KELUARGA
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada
orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan
supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari
manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan
mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk
menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api
neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu
mengerjakannya” (QS. Taha 132).
Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara'
214).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun,
Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana
menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW. menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa
yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang
Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka
dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang
pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan
penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan Allah.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan,
“Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak
mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba
Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar
ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat
kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa
Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun ‘alaa fulaanin” maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat,
menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak
salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan
salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya
dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang
Jahannam.” (Al-Jami’ li
Ahkamil Qur’an,
18/218)
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang
menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan
dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Seorang
hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala perintahkan terhadap
dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya,
anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan
dan pengaturannya.
2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA
DEKAT
Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa
dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun
berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim
utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad
Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani
Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat kalian andai aku
beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan
menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab,
“Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya
azab yang pedih.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Aisyah radhiyallahu ‘anha memberitakan bahwa ketika turun
ayat di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri
Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib!
Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk menolong kalian
kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.”
(HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika
Allah SWT. Menurun ayat : Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.”
(QS Asy Syu'ara' 214).
Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru,
“Hai manusia, Maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang
datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW
menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani
anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di
balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah
kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau
bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang
pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang
hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban
atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah ‘Azza wajalla menurunkan ayat :
“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah
ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)
3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH
SEKITARNYA
Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran)
adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab
yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk)
Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang
beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan
mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-An’am 92).
Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa
Alquran itu adalah kitab yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. penutup para Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang
diturunkan kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang
lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa. Alquran
itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan dan
mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi yang tidak berubah ubah
sepanjang masa.
Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw.
untuk memperingatkan umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota
Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud
dengan orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang
berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan pengertian
ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya
dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai
Alquran (kepadanya). (Q.S Al An'am 19)
Juga firman Allah SWT : Katakanlah, "Hai
manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A'raf 158)
Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus
hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR
Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70)
Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa
orang-orang yang percaya akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat,
sudah pasti mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya
kepada kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari
itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang dapat
menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam
Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu, percaya pada Rasulullah
saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada perintah-Nya, melaksanakan salat
pada waktunya secara terus menerus.
Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat
itu adalah tiang agama dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan
salat dengan sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan
ibadah lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan
larangan larangan Allah.
Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas
yaitu adanya keingkaran penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap
seperti mereka kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima
agama Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya
kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di dunia
saja.
4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH
ALAM.
Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(QS Ali Imran 110)
Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum
mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap
mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat
yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah
kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki
oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka
karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah
dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam,
hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya
adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling
berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan
mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka
menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati
mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran
dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya.
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al Hujurat
15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik
umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat
dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat
yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua
hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila
umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab
itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di
antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka
percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau
mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung
makna umum mencakup semua ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik
generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka,
kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.
Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain
:
Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al
Baqarah 143)
Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat
tersebut ?
1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu
usahanya yaitu kita buat ta'lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat
silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar
maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh
manusia ini tentunya sangat berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar,
maka dengan kelemahan kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak
lama yaitu 40 hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Memang seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya Allah
dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak orang yang lain
buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita, sebagaimana Rasulullah
SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari terakhir yang Allah kehendaki namun
umur beliau hanya 63 tahun, tapi Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah
SAW sehingga usaha ini masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah
kehendaki. Jadi usaha da'wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari,
40 hari atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah
dan dakwah menjadi maksud hidup.
Subscribe to:
Posts (Atom)